Saturday, April 25, 2015

METODE EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

Edutainment dalam pembelajaran, pembelajaran berbasis edutainment, pembelajaran menarik dan menyenangkan
Edutainment adalah akronim dari "education plus entertainment". Dapat diartikan sebagai program pendidikan atau pelatihan yang dikemas dalam konsep hiburan yang menarik sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peserta hampir tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untuk belajar atau untuk memahami materi pelajaran dan nilai-nilai (value) untuk setiap individu.

Edutainment, sering dipanjangkan secara bergantian sebagai educational entertainment atau entertainment-education, adalah suatu bentuk entertainmen yang dirancang untuk mendidik dan menarik perhatian orang dengan cara-cara yang menghibur. Definisi ini memiliki arti yang luas: semua bentuk hiburan yang ditujukan atau memungkinkan diselipkan informasi atau pendidikan kepada audiensnya (sebenarnya) bisa disebut edutainment.

Sistem belajar yang menyenangkan itu disebut edutainment, perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Proses pembelanjaran yang dibuat sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan dengan harmonis. Dengan cara itu maka belajar menjadi menyenangkan dan lebih bermakna.

Landasan Teori yang dapat menjadi pijakan pelaksanaan konsep edutainment ini adalah Berdasarkan berbagai hasil penelitian, diyakini bahwa suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomodasi tipe pembelajar, dan gaya belajar, dan menarik bukan hanya menunjukkan gaya mengajar instrukturnya. Salah satu metode yang efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui penggunaan teknik dan berbagai media yang disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar.

Salah satu teori yang menjadi dasar dari pemikiran ini adalah dual coding theory yang dikemukakan oleh Paivio (1971). Menurut dual coding theory, informasi diproses melalui dua channel yang independent, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, dan channel visual seperti diagram, animasi, dan gambar. Penelitian lebih lanjut berkaitan dengan dual coding theory yang dilakukan oleh Paivio, Bagget (1989), dan Kozma (1991) mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan media yang sesuai, hasil belajar dari seseorang dapat ditingkatkan.

Sebagai contoh, informasi yang menggunakan kata-kata (verbal) dan ilustrasi visual yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan teks dan suara, atau ilustrasi saja. Sejumlah penting prinsip dan tips untuk mengembangkan bahan-bahan ajar berbasis edutainment dengan memanfaatkan teknologi komputer dan multimedia telah dirumuskan berdasarkan dual coding theory ini. Terlebih lagi, meskipun sudah berumur lebih dari 30 tahun, teori ini tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan inovasi dalam bidang pendidikan.

Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini, diperlukan lebih banyak lagi penelitian untuk lebih meyakinkan pengaruh informasi multimedia dalam belajar warga untuk berbagai learning style yang berbeda. Banyak penelitian yang sudah dilakukan mengenai dual coding theory untuk mempelajari pengaruh informasi multimedia pada pembelajar visual dan verbal, tetapi masih sedikit yang mempelajari pengaruhnya pada pembelajar tipe lain, seperti pembelajar bergaya sensorik, intuitif, sequential, global, aktif, dan reflektif.

Dalam perkembangannya, edutainment dengan berbagai perbedaan penekanan menjelma dalam berbagai macam nama seperti The Learning Revolution, Quantum Learning, Quantum Teaching, Accelerated Learning, Super Learning, dan sebagainya. Metode edutainment ini juga adalah pengembangan pembelajaran seperti; quantum learning, quantum teaching, beyond teaching dan learning, contextual teaching dan learning. Konsep-konsep itu di bangun dan mengalami mutasi dalam pondasi "Edutainment", yaitu sebuah konsep yang memadukan minat, hobby, materi pembelajaran dan perkembangan seni musik, metode ini terbilang baru, Sebenarnya, perubahan dalam strategi pembelajaran merupakan salah satu bagian kecil dari reformasi pendidikan. Keritik terhadap upaya perubahan itu umumnya menyangkut kelayakannya untuk konteks pendidikan Indonesia dengan dukungan fasilitas dan kesiapan kultural yang terbatas. Akan tetapi apa pun hambatannya, revolusi cara belajar-mengajar harus kita mulai agar tidak tertinggal terus dibanding negara lain.

Seperti yang telah diungkapkan Eric Jensen, mennyatakan tiga unsur utama yang mempengaruhi proses belajar adalah keadaan, strategi, dan isi. Jadi, menciptakan suasana yang tepat untuk belajar, dengan menggunakan gaya atau metode presentasi yang baik, serta topik yang dibawa haruslah sesuai dengan kebutuhan. Banyak proses pembelajaran yang menaruh perhatian baik terhadap usur kedua dan ketiga, akan tetapi mengacuhkan unsur pertamanya yang justru akan menjadi pintu utama pada proses belajar itu sendiri.[8] Dan belajar hanya akan efektif jika suasana (suasana hati peserta didik) berada dalam kondisi yang menyenangkan.

Munculnya konsep edutainment, yang mengupayakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, telah membuat suatu asumsi bahwa : pertama, perasaan positif (senang/gembira) akan mempercepat pembelajaran, kedua, jika seorang mampu menggunakan potensi nalar dan emosi secara jitu, maka ia akan membuat loncatan prestasi belajar yang tidak terduga sebelumnya, ketiga, bila setiap pembelajar dpat dimotivasi secara tepat dan diajar dengan cara yang benar, cara yang menghargai gaya belajar dan modalitas mereka, mereka semua akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Kita semua setuju bahwa pembelajaran yang menyenangkan merupakan dambaan dari setiap peserta didik. Karena proses belajar yang menyenangkan bisa meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan proses belajar, faktor motivasi merupakan kunci utama. Seorang guru harus mengetahui secara pasti mengapa seorang siswa memiliki berbagai macam motif dalam belajar.

Ada empat kategori yang perlu diketahui oleh seorang guru yang baik terkait dengan motivasi “mengapa siswa belajar”, yaitu
1. motivasi intrinsik (siswa belajar karena tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan),
2. motivasi instrumental (siswa belajar karena akan menerima konsekuensi: reward atau punishment),
3. motivasi sosial (siswa belajar karena ide dan gagasannya ingin dihargai), dan
4. motivasi prestasi (siswa belajar karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia mampu melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya).

Dari beberapa uraian di atas, hakekat edutainment adalah adalah suatu proses pembelajaran yang memadukan antara pendidikan dan hiburan, sehingga menjadi suatu desain pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik untuk belajar. Secara mendasar edutainment membantu keberhasilan peserta didik karena adanya upaya mengembalikan kondisi peserta didik sesuai dengan hakekat diri peserta didik sebagai manusia, dengan meyakininya bahwa setiap peserta didik memiliki potensi diri yang dapat ditumbuhkembangkan dengan proses pembelajaran yang dijalaninya. Dengan menumbuhkan motivasi intrinsik dalam setiap diri peserta didik untuk dapat menggunakan modalitas belajar mereka sehingga menjadikannya manusia pembelajar yang berada pada suasana yang gembira dan menyenangkan.

Prinsip edutainment dapat disimpulkan dalam tiga kata: menyenangkan, cepat dan memuaskan. Oleh karena itu sebenarnya dengan sedikit kreativitas dan keberanian, guru dan pengambil kebijakan pendidikan seharusnya dapat segera melakukan berbagai upaya perbaikan itu. Temuan-temuan bidang teknologi akan terus berkembang karena adanya sifat saling mengkait antara temuan satu dengan temuan yang lain. Temuan di bidang bio-teknologi dikombinasikan dengan bidang material science akan mampu menghasilkan "bahan yang canggih". Bahan ini dikembangkan pada level "moleculer". Hasilnya, produk bahan  baru ini akan lebih ringan, lebih kecil, lebih kuat dan lebih fleksibel, sehingga dapat digunakan sebagaimana yang diinginkan. Kombinasi ternuan bio-teknologi dan material science juga akan mempercepat perkembangan bidang komputer, dengan diketemukannya, produk sumber padat energi tinggi. Produksi-produksi elektronika memerlukan energi. Tanpa diketemukan produk sumber energi, pekembangan produk elekttronika akan terhambat. Sebaliknya, ternuan produk sumber energi yang lebih padat dan lebih tinggi kekuatannya, maka perkembangan produksi elektronika akan semakin meningkat. Temuan chip komputer akan memungkinkan seseorang membawa komputer dalam saku bajunya. Komputer tersebut sangat interaktif dan wireless. Multi fungsi terdapat dalam komputer, sebagai alat telepon, fax dan penyimpan data. Di samping itu, perkembangan industri komputer akan melahirkan "Edutainment", yakni pendidikan yang menjadi hiburan dan hiburan yang merupakan pendidikan. Dengan "Edutainment" proses pendidikan akan semakin menarik dan menghasilkan lulusan yang semakin berkualitas.

Sumber: Disarikan dari berbagai sumber!!
Referensi:


DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan . Bandung: Khaifa.

_____________, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie. 2008. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang Kelas. Bandung: Khaifa.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Hamzah. 2007. Perencanaan Pembelajaran . Jakarta: PT Bumi Aksara.

Johnson, Elaine B,PH.D  2007. Kontextual Teaching and Learning;Menjadikan Kegiatan Belajar-mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Mursel, J. 2006. Successful Teaching. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nasution, S. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nursantara, Yayat. 2006. Kesenian SMA Jilid 3: Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Panjaitan, Sondang Aemilia. 2003. Efek Musik Pada Tubuh. Diambil tanggal 3 Juli 2008 dari http://www.cibuku.com  eBook of My Life - by Jeffry Siregar.htm.

Syamsuhidayat, R. 1998. Beberapa Aspek Pendidikan Sikap dan Tingkah Laku..  Jakarta: Rake Sarasin.

Usman, Uzer, Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar..  Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Wenger, Win, Ph.D. 2004. Beyond Teaching dan Learning: Memadukan quantum Teaching dan Learning.  Bandung: Nuansa.

PENGERTIAN DAN KONSEP TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT)

TQM, Manajemen Terpadu, Manajemen Mutu, Manajemen Perusahaan, Manajement berkualitas, Manajemen total dengan kualitas total
Warga belajar dan siswa sekalian, dalam pembahasan kita tentang manajemen dan ekonomi berikut ini, kegiatan kita berorientasi pada peningkatan kualitas penyelenggaraan dan manajemen lembaga atau perusahaan. Ketika kalian sudah tamat sekolah dan kejar, dan telah memasuki dunia kerja dengan posisi tertentu, maka sangat perlu untuk melakukan kegiatan managerial yang baik. Sebuah konsep manajemen yang mumpuni harus dimiliki oleh seorang pemimpin perusahaan dan lembaga. Berikut konsep TQM, singkatan untuk “total quality management”, digunakan untuk merujuk kepada konsep manajemen mutu terpadu Istilah utama yang terkait dengan kajian Total Quality Management (TQM) ialah continous improvement (perbaikan terus-menerus) dan Quality improvement ( Perbaikan Mutu).

Sebagai upaya untuk mengelola perubahan dalam organisasi, ada beberapa slogan yang diungkapkan, yaitu “manajemen mutu terpadu”, “kepuasan pelanggan terpadu,” “kegagalan nol,” ”proses pengendalian statistik,” ”diagram Ishikawa,” dan “tim perbaikan mutu”. Semua slogan di atas menghadirkan filsafat mutu, program, dan teknik berbeda yang digunakan oleh berbagai organisasi bisnis, industri dan jasa dalam upaya pengembangan mutu. Oleh karena itu, manajemen mutu terpadu merupakan salah satu strategi manajemen untuk menjawab tantangan external suatu organisasi guna memenuhi kepuasan pelanggan.

Para Ahli manajemen telah banyak mengemukakan pengertian TQM. Di sini dikemukakan beberapa saja sebagai kerangka kajian selanjutnya. Menurut Edward Sallis (1993:13) bahwa “Total Quality Management is a philosophy and a methodology which assist institutions to manage change and set their own agendas for dealing with the plethora of new external pressures.” Pendapat di atas menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal.

Patricia Kovel-Jarboe (1993) mengutip Caffee dan Sherr menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu adalah suaru filosofi komprehensif tentang kehidupan dan kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. Adapun istilah yang bersamaan maknanya dengan TQM adalah continous quality improvement (CQI) atau perbaikan mutu berkelanjutan.

TQM memfokuskan proses atau system pencapaian tujuan organisasi. Dengan dimulai dari proses perbaikan mutu, maka TQM diharapkan dapat mengurangi peluang membuat kesalahan dalam menghasilkan produk, karenaproduk yang baik adalah harapan para pelanggan. Jadi, rancangan produk diproses sesuai dengan prosedur dan teknik untuk mencapai harapan pelanggan. Penggunaan metode ilmiah dalam menganalisis data diperlukan sekali untuk menyelesaikan masalah dalam peningkatan mutu. Partisipasi semua pegawai digerakkan agar mereka memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan kepuasan pelanggan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, Disiplin TQM bermula dari teori statistik dan berkembang maju dalam sektor industri usaha dan operasi perusahaan, sebelum ilmu ini diadaptasi ke sektor pendidikan dan organisasi  yang tidak bermotif keuntungan (Hackman dan Wageman dalam Haris 1995). ‘Orientasi pasar’ juga berasal dari pemasaran. Ada hubungan antara orientasi pasar dengan pandangan berasaskan sumber dalam proses persaingan bisnis (Kohli & Jaworski 1990 ; Webster 1994).

Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat kepuasan kon-suinen atau pelanggan. Seberapa besar kepuasan yang diperoleh pelanggan tergantung dari tingkat kecocokan penggunaan masmg-masing pelanggan. Seorang pengusaha membeli produk yang digunakan sebagai bahan baku akan mengatakan barang tersebut mempunyai kualitas baik jika barang tersebut dirasa co-cok penggunaannya dan mempunyai kemampuan memproses aku menjadi barang jadi dengan biaya rendah dan sisa yang minimal, Seorang membeli barang jadi dengan harapan barang-barang cacat bawaan dari pabrik sehingga tidak rugi      mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut. Dengan demikian, pengertian kualitas mencakup kegiatan yang berkaitan dengan tercapainya kepuasan pemakai barang tersebut.

Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain atau rancangan dan kualitas kesesuaian atau kecocokan. Kualitas rancangan merupakan fungsi spesifikasi produk, sedang-kan kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh ran¬cangan itu.

Dari pengertian kualitas di atas sebenarnya terdapat beberapa elemen sebagai berikut.
1.  Kualitas adalah usaha untuk memberi kepuasan bagi pe¬langgan.
2.  Kualitas meliputi produk, jasa, proses dan lingkungannya.
3. Kualitas yang selalu berubah kondisinya (kondisi dinamis), saat ini dianggap kualitas hari yang akan datang kemungkinan dianggap tidak kualitas.
Perpaduan semua fungsi dari perusahaan yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pe¬ngertian serta kepuasan pelanggan inilah yang dinamakan Total Quality Management (TQM). TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota or-ganisasi. Pengertian TQM lain menyebutkan bahwa TQM me-rupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang men-coba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui per-baikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Kebermutuan dan Orientasi Kualitas
Mohr-Jackson (1998) menyatakan bahawa orientasi kualitas dan orientasi pasar adalah saling melengkapi dan gabungan kedua-duanya dapat memberikan sumbangan ke arah pembaikan hasil perusahaan atau lembagi yang bersangkutan. Menurut Mohr-Jackson, penggabungan ini memberikan manfaat kepada fungsi pemasaran jika intensitas perhatian yang lebih besar diberikan pada penjagaan mutu, penggunaan TQM adalah penting untuk menjayakan perlaksanaan konsep pemasaran untuk Perusahaan. Maka TQM dikatakan dapat meningkatkan komunikasi dan kerjasama di antara pemasaran dan fungsi-fungsi lain dalam lembaga, termasuk juga fungsi operasi dan pengeluaran. Orientasi yang menitik beratkan pada kualitas melambangkan respons organisasi terhadap keadaan lingkungan yang dinamik yang menyatukan orientasi pengeluaran dengan orientasi pemasaran.

Sebagaimana dinyatakan tadi, fokus ‘infut dan output’ lembaga pendidikan sebagai salah satu dimensi orientasi bisnis menggambarkan penekanan relatifitas pada aktivitas usaha pada saat perlaksanaan strategi tertentu. Shiba, Graham dan Walden (1993) menyatakan bahwa konsep ‘penekanan organisasi’ dan ‘mementingkan pelanggan’ dalam membicarakan perlaksanaan TQM. Secara mendasar, hasil memfokuskan pada kepentingan pelanggan terhadap aktivitas TQM. Aktiviti TQM ini mengutamakan rantai nilai yang berkait dengan pertukaran produk organisasi dengan pembeli yaitu hubungan di antara pengguna jasa dan lembaga, yang menjadi asas laba. Di antara fokus hasil dan produk, mengoptimumkan proses sasaran, mencapai keluasan pasar, dan meningkatkan nilai produk menjadi hal yang utama. Disamping mengeksploitasikan kelebihan tadi untuk memperbaiki hasil pendapatan (Reed et al.1996). Tindakan ini mencerminkan respon proaktif kepada faktor-faktor pemasaran yang dinamis. Tindakan ini juga dapat memberikan peluang dalam lingkungan untuk menekan dan mematok rencana usaha untuk pasar yang menekankan pada kepentingan pelanggan (Day 1994).

Sebuah lembaga yang menjalankan konsep-konsep TQM dapan mengambil langkah-langkah seperti penekanan operasi atau penekanan pasar (fokus pelanggan) sebagai faktor yang dominan. Oleh kerana prinsip TQM itu sendiri menekankan kepuasan pelanggan, maka secara tersirat, perusahaan atau lembaga yang mengamalkan TQM akan memperlihatkan ciri-ciri tahap orientasi kepentingan pelanggan serta intensitas kebutuhan yang berubah-ubah. Ini bergantung kepada tujuan perlaksanaanTQM itu sendiri, serta jenis-jenis program terkait yang dijalankan.

Meski pun lembaga yang menganuti TQM dan berorientasi pasar menekankan konsep kepentingan pelanggan sebagai falsafah pokok, namun mereka cenderung mengamalkan prinsip operasi dan alat-alat yang berbeda yang akhirnya membawa kepada tahap orientasi pelanggan yang berbeda. Secara teoritis, falsafah TQM dan orientasi pasar adalah ‘sama’ (Webster 1994). Maka, untuk lebih memudahkan perbincangan, penekanan ke atas operasi yang intens di lembaga yang mengamalkan TQM dianggap setara dengan perhatian yang rendah pada lembaga yang berorientasi pasar. Dalam kata lain, lembaga menekankan pada operasi yang cenderung kurang berorientasi kepentingan stake holder di pasar, karana kemampuan operasi yang dijalankan tidak semestinya memenuhi kepentingan pengguna produk yang merupakan syarat untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Maka, sebagian dari gejala tekanan pasar yang khusus mungkin diabaikan oleh perusahaan/ lembaga yang hanya mengamalkan TQM. Usaha untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang menjadi sifat lebih proaktif terhadap keperluan yang akan datang dari pengguna produk/ jasa.


Sumber: Disarikan dari Berbagai sumber !

Referensi:

Ballantine, B. (1999). New forms of work organisation and productivity: A study prepared by business decisions limited for DGV of the european commission. diambil tanggal 1 April 2007 dari http://www.europa.eu.int/comm/employment_social/socdial/workorg/ewon/surveys/new-workorg_en.pdf

Burnham, John West. 1997. Managing quality in schools: Effective strategies for quality based school improvement. London: Prentice Hall.

Dale, B. G. 1996. Benchmarking on total quality management adoption: a positioning model. Benchmarking for Quality Management and Technology. 3:1, 28-37.

Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Productivity Commission. 2003. Productivity. Diambil tanggal 30 Oktober 2004 dari http://www.commission productivityprimer/html.

Sallis, Edwar. 2003. Total Quality Manajement in Education; Manajemen Mutu Terpadu. Yogyakarta: Andi Utama.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2002. Total Quality Manajement, Yogyakarta: Andi Utama.

Tuesday, April 21, 2015

100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH - PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) LENGKAP Bag I

Aplikasi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Pembelajaran PSKn Kelas IV di SDI Sabilillah Malang

Aplikasi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Pembelajaran PSKn Kelas IV di SDI Sabilillah Malang

Bruner untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu terhadap Konsep Keliling dan Luas Daerah Bangun Datar

Bruner untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu terhadap Konsep Keliling dan Luas Daerah Bangun Datar

Dengan Melalui Simulasi Permainan Dadu Yang Unik Akan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP

Dengan Melalui Simulasi Permainan Dadu Yang Unik Akan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP

Dramatisasi Cerita Bergambar untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra di Sekolah Dasar

Dramatisasi Cerita Bergambar untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra di Sekolah Dasar

Efektivitas Model Pembelajaran Rogers dalam Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma di Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari

Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan Lingkungan

Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan Lingkungan
Efektivitas Model Pembelajaran Rogers dalam Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma di Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari

Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil IPA di SDN 62 Pare-Pare


Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil IPA di SDN 62 Pare-Pare


Efektivitas Problem Solving dengan Memanfaatkan Alat Peraga dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII B SMP Negeri 2 Demak Tahun 2006

Efektivitas Problem Solving dengan Memanfaatkan Alat Peraga dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII B SMP Negeri 2 Demak Tahun 2006

Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Kerja Kolompok Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Sekolah Dasar…. Tahun Pelajaran 2010/2011


Implementasi Konseling Perkembangan dalam Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal

Implementasi Konseling Perkembangan dalam Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal

Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja

Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja

Implementasi Metode RME (Realistics MathematicEducation) Guna Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Nilai Tempat Sebuah Bilangan Pada Siswa Kelas V  SD Negeri……Tahun 2010/2011

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 SMA YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 SMA YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja

Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja

Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja

Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP

Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP


Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa


Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa


Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul di Kelas XI SMU Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul di Kelas XI SMU Negeri 1 Palu


Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan hasil Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa


 Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan hasil Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa


Implementasi Strategi 5E dengan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja


Implementasi Strategi 5E dengan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja


Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP


Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP


Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Puspawresti Pada Siswa Kelas VIII D Semester Ganjil SMP Negeri


Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Puspawresti Pada Siswa Kelas VIII D Semester Ganjil SMP Negeri


Integrasi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Di TK


Integrasi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Di TK


Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi dalam Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau


Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi dalam Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau


Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal untuk Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin


Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal untuk Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin


Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan


Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan


Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif dan Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif


Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif dan Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif

Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yang Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method


Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yang Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method


Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin pada Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif


Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin pada Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Gelombang Mekanik Melalui Pendekatan Kooperatif Model Tgt Menggunakan Figjig Pada Kelas III IPA SMA Negeri


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Gelombang Mekanik Melalui Pendekatan Kooperatif Model Tgt Menggunakan Figjig Pada Kelas III IPA SMA Negeri


Meningkatkan Kefahaman Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Dengan Menggunakan Pembelajaran Modeling Pada Kelas Dua Tahun Pelajaran………


Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium pada Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang


Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium pada Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang


Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN 5 Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN 5 Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI dengan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI dengan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik di Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik di Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu


Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari dalam 

Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik
 

Meningkatkan Keterampilan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri

Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi di Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari


Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi di Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA SMA Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA SMA Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri


Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX SMP 25 Semarang dalam Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL


Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX SMP 25 Semarang dalam Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL


Meningkatkan Kualitas Hasil dan Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


Meningkatkan Kualitas Hasil dan Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community dengan Teknik Permainan Komunikatif


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community dengan Teknik Permainan Komunikatif


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semaran


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semaran


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMP 1 Jember melalui Cerita


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMP 1 Jember melalui Cerita


Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif


Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif


Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember tentang Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)


Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember tentang Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)


Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kendari


Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kendari


Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melalui Permainan (Studi di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)






100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH - PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) LENGKAP Bag 2 di sini !!.

Sumber: http://biotakson.blogspot.com/2013/01/532-kumpulan-judul-penelitian-tindakan.html

Sunday, April 19, 2015

TEORI BOTOL KOSONG

Salah satu teori yang pernah dianut dalam dunia pendidikan adalah teori tabula rasa.  Teori ini menganggap anak didik ibarat botol kosong atau  kain/lilin  putih yang dapat dan siap diisi apa saja sekehendak pendidik.  Pendidik berwenang penuh untuk menjadikan apapun atas anak didiknya.

Dalam agama Islam juga dijelaskan bahwa anak adalah ibarat kertas kosong yang nantinya sekehendak orangtuanya untuk menggores/menulisnya, hingga anak tersebut menjadi apa?

Tabula rasa (dari bahasa Latin kertas kosong) merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya.

Umumnya para pendukung pandangan tabula rasa akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan.

Gagasan mengenai teori ini banyak dipengaruhi oleh pendapat John Locke di abad 17. Dalam filosofi Locke, tabula rasa adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa "kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Pendapat ini merupakan inti dari empirisme Lockean. Anggapan Locke, tabula rasa berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Setiap individu bebas mendefinisikan isi dari karakternya - namun identitas dasarnya sebagai umat manusia tidak bisa ditukar. Dari asumsi tentang jiwa yang bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat manusia inilah lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami (Wikipedia.org).

Mungkin masih ada diantara guru-guru kita yang memperlakukan siswa sebagai botol kosong yang perlu diisi air. Guru menganggap dirinya sebagai teko yang berisi air.  Dalam hal ini, air itu adalah sejumlah ilmu pengetahuan yang harus dimasukkan ke otak para siswa.  Jika teko itu berisi air putih, maka setelah belajar otak anak akan berisi air putih.  Begitu pula jika teko itu berisi air teh manis, maka pulang sekolah kepala anak akan  berisi teh manis.   Mudah mudahan  saja tidak ada teko-teko di sekolah yang berisi minuman keras yang membuat generasi pemabok.

Jika analogi teori tersebut diatas kita anut secara sakleg, maka akan terdapat sejumlah kejanggalan dan kelemahan dalam implementasinya di dunia pendidikan, yakni:   Pertama, semakin lama guru mengajar, air teko itu semakin berkurang, dan habis.  Kedua,  ilmu pengetahuan yang akan dimiliki siswa persis sama dengan ilmu yang dituangkan dari teko. Ketiga,  jumlah ilmu yang diperoleh siswa di sekolah, maksimal sebanyak air yang berada dalam teko itu. 

Saya percaya Anda tidak sependapat dengan analogi ini.  Ya, proses pendidikan dan pembelajaran memang tidak selinier itu.  Banyak faktor lain yang mempengaruhi proses dan hasil belajar di sekolah.  Guru hanyalah salah satu sumber belajar di samping banyak sumber belajar lain di sekolah.  Bahkah, saat ini guru bukan lagi dianggap  sebagai satu-satunya sumber  bagi siswa.  Alangkah  sayangnya  jika saat ini masih ada guru yang menganggap dirinya sebagai sumber belajar utama (apa lagi satu satunya sumber belajar) bagi anak didikanya.

Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber!

Friday, April 17, 2015

TATA TERTIB PESERTA UJIAN NASIONAL

Warga belajar dan siswa sekalian, Ketika kita mengikuti ujian Nasional (UN), biasanya sebelum proses menjawab soal, pengawas membacakan tata tertib peserta ujian. Ketika membacakan sering kurang jelas bagi kita, mungkin karena suara pengawas kurang keras atau ada pengucapan dan artikulasi yang tidak tepat, nah karena itu kiranya perlu kita pelajari terlebih dahulu apa saja isi tata tertib peserta ujian tersebut seperti berikut ini:

TATA TERTIB PESERTA UJIAN

Peserta UN :

  1. Memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni 15 (lima belas) menit sebelum UN dimulai:
  2. bagi yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti UN setelah mendapat izin dari Ketua Pelaksana UN tingkat Satuan Pendidikan, tanpa diberi perpanjangan waktu;
  3. dilarang membawa alat komunikasi elektronik dan kalkulator kesekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan;
  4. tas, buku, dan catatan dalam bentuk apapun dikumpulkan di dalam ruang kelas di bagian depan;
  5. membawa alat tulis menulis berupa pensil 2B, penghapus, penggaris, peraut, dan kartu tanda peserta ujian;
  6. mengisi daftar hadir dengan menggunakan pulpen/bolpoin yang disediakan oleh pengawas ruangan;
  7. mengisi identitas pada halaman pertama butir naskah soal dan identitas pada LJUN secara lengkap dan benar serta menandatangani pernyataan "saya mengerjakan UN dengan jujur".
  8. yang memerlukan penjelasan cara pengisian identitas pada LJUN dapat bertanya kepada pengawas ruang UN dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu;
  9. diberi kesempatan untuk mengecek ketepatan Antara cover naskah dan isi naskah serta mengecek kelengkapan soal, mulai dari kelengkapan halaman soal sampai kelengkapan nomor soal;
  10. yang memperoleh naskah soal/LJUN yang cacat atau rusak, atau LJUN terlipat, maka naskah soal beserta LJUN-nya tersebut diganti dengan satu set naskah soal cadangan yang terdapat di ruang tersebut atau diruang lain;
  11. yang tidak memperoleh naskah soal/LJUN karena kekurangan naskah, maka perserta yang bersangkutan diberikan satu set naskah soal dan LJUN cadangan yang terdapat di ruang lain atau sekolah/madrasah yang terdekat;
  12. memisahkan LJUN dari naskah soal secara hati-hati;
  13. mulai mengerjakan soal setelah ada tanda waktu mulai ujian;
  14. selama UN berlangsung, peserta UN hanya dapat meninggalkan ruangan dengan izin dan pengawasan dari pengawas ruang UN;
  15.  yang meninggalkan ruangan setelah membaca soal dan tidak kembali lagi sampai tanda selesai dibunyikan, dinyatakan telah selesai menempuh/mengikuti UN pada mata pelajaran yang terkait;
  16. peserta UN yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu UN berakhir tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan sebelum berakhirnya waktu ujian;
  17. peserta UN berhenti mengerjakan soal setelah ada tanda berakhir waktu ujian;
  18. selama UN berlangsung, peserta UN dilarang;
a. menanyakan jawaban soal kepada siapapun;
b. bekerjasama dengan peserta lain;
c. memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal;
d. memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan peserta lain;
e. membawa naskah soal UN dan LJUN Keluar dari ruang ujian;
f. menggantikan atau digantikan oleh orang lain.


Demikian tentang isi Tata Tertib Peserta UN tersebut, semoga bermanfaat.

Sunday, April 12, 2015

MENGENAL VIRUS DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKANYA

A. Virus Organisme Subrenik

Kata virus berasal dari bahasa Latin yang artinya racun, karena virus dapat menyebakan penyakit pada tubuh tumbuhan, hewan atau manusia. Virus merupakan makhluk hidup karena adanya DNA dan dapat berkembang biak di dalam sel hidup.
Para ilmuwan belum dapat menentukan apakah virus termasuk golongan tumbuhan atau hewan. Cabang biologi yang khusus mempelajari virus adalah viriologi.

1. Ciri-ciri Virus

a. Tidak memiliki bagian-bagian sel
b. Kulitnya terdiri dari protein sedangkan isinya terdiri atas bahan inti, yaitu asam deoksiribomukleat (DNA)
c. Berkembangbiak di dalam sel hidup makhluk hidup lain (inang)
d. Cara berkembangbiak melalui replikasi DNA
e. Tidak dapat dipengaruhi zat antibiotic
f. Peka terhadap interferom
g. Hidupnya sangat tergantung pada sel inang
h. Ukuran tubuh antara 2 sampai 20 milimikron


Gambar: srbodroid.com
2. Daur Litik Bokteriofage
Bakteriofage adalah virus yang berkembang di dalam sel bakteri Dalam perkembangannya virus akan menghancurkan sel bakteri yang menjadi inangnya sehingga disebut daur Litik.
a. Dengan mengguanakan ujung ekornya bakteriofage menempel pada dinding sel bakteri, dari ujung ekor keluar enzim yang melarutkan dinding sel bakteri.
b. Bakteriofage masuk ke dalam sel bakteri, dan merusak susunan sitoplasma bakteri.
c. DNA bakteri dihancurkan dan DNA  virus mengambil alih tugas DNA bakteri dalam aktivitas selnya DNA bakteri dihancurkan oleh enzim virus
d. Terjadi replikasi DNA virus yang mempunyai kode untuk pembentukan selubung protein
e. Desinfeksi partikel-partiken virus dan dirakit menjadi virus
f. Dinding bakteri pecah bakteri lain.

3. Virus Pathogen
Beberpa virus yang bersifat pathogen akan menimbulkan penyakit, antara lain:

Nama  Virus       
1. Virus influenza
2. Virus polio
3. Virus campak
4. Virus rabies
5. Virus cacar
6. Virus hepatitis
7. HIV Ispa/Flu



Penyakit:
Polio
Campak
Rabies
Campak
Berpatitis A, B
AIDS    


Penularan:
Melalui udara pernafasan
Melalui makanan
Kontak kulit
Gigitan anjing
Kontak kulit
Transfuse, darah, seks bebas
Tarnsfusi darah, seks bebas.



B. Monera

1. Bakteri

a. Sifat-sifat bakteri
? Tubuh ber sel Satu
? Tidak berklorofil
? Inti sel bersifat prokario (tidak berdinding inti)
? Dinding sel terdiri atas selulosa, kadang berselubung lender
? Dapat membentuk endospora jika lingkungan tidak menguntungkan
? Dalam bentuk endospora tahan terhadap desinfektan, sinar, suhu tinggi
? Berkembangbiak dengan membelah diri
? Hidup sebagai parasit atau saprofit

b. Bentuk tubuh bakteri

c. Cara bakteri mendapatkan makanan

1. Bakteri heterotrof, bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk lain baik sebagai parasit atau saprofit
2. Bakteri autrotof, bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri, meliputi cara
  • Fotoautrotof mensintesis makanan dengan bantuan cahaya contoh bakteri engelman
  • Kemoautotrof mensintesis makanan dengan bantuan energy kimia contoh bakteri nitrat, bakteri nitrit.

d.Peranan bakteri

1.Bakteri yang menguntungkan
a. Menguntungkan di bidang pertanian karena dapat mengikat zat lemas (nitrogen) contoh rhizobium, azootobacter, dan sebagainya.
b. Pembuatan produk makanan melalui fermentasi contoh:
o Streptococcus theronophilis untuk pembuatan yoghurt
o Streptococcus Lactis untuk pembuatan keju

c. Penghasil zat antibiotic, contoh sterptomyces penghasil zat antibody
d. Membantu pencernaan makanan pada manusia contoh entamoeba coli dan eschericia coli.

2.Bakteri pathogen (penyebab penyakit)


Nama bakteri    Penyakit yang ditimbulkan
1.Diplococcus pneumomial
2.Mircobacterium tubercolosis
3.Pasteurela pestis
4.Neisseria meningitis
5.Triponema pallidum
6.Neisseria gonorrhoe
7.Clostridium tetani
8.Vibrio comma
9.Salmonella typhosa
10.Mycrobacterium leprae
11.Stigella disentriae
12.Corynebacterium dipthesial
13.Trephonema partenue    Radang paru-paru

Turbercolosis (TBC)
Pes/sampar
Radang seraput otak
Sipilis (penyakit kelamin)
Kencing tanah
(penyakit kelamin)
Tetanus
Kolera
Tipus
Lepra/kista
Disentri
Dipteri
Patek/framboesia

3.Gangga biru

a.Sifat-sifat gangga biru
oTubuh ada yang bersel satu dan berkoloni membentuk benang.
oSelnya prokarion (tidak berdinding inti)
oTidak mempunyai plastid tetapi mempunyai figmen fikosianin.
oCara hidup berkoloni, bersimbiosis dengan tumbuhan lain atau sendiri-sendiri
oBerkembangbiak dengan membelah diri atau fragmentasi dan pembentukan gamet (ookinet)

b.Klasifikasi gangga biru

Gangga biru (yanophyta) dibagi atas 3 bangsa/ordo, yaitu :
1.Bangsa chroococcales
Tubuhnya uniseluler atau koloni serupa dengan sel-selnya berbentuk bulat, berwana biri kehijauan
Contoh: choococcus & gleocapsa

2.Bangsa chamaesiphionales
Tubuhnya uniseluler atau koloni serupa benang, dan dapat membentuk endospora
Contoh: chamaesiphon

3.Bangssa hormogonales
Semuanya berbentuk koloni, benang yang dapat membentuk sel homogonia
Contoh: oscillatoria, rivularia, nostoc, anabaena, scyronemata.

c.Peranan gangga biru
Beberapa genus/marga dari gangga biru dapat mengikat zat lemas (nitrogen) dari udara sehingga dapat menyuburkan tanah pertanian
Contoh:
o Anabaena azollae hidup bersimbiosis dengan azolla pinnata
o Anabaena cycadeae hidup bersimbiosis dengan cycas rumphii.

Sumber: Modul Biologi Paket C Setara SMA 2012

Gambar: Google

Friday, April 10, 2015

TUMBUHAN LANGKA DI KEBUN RAYA BOGOR (SEARCE PLANT IN BOTANIKAL GARDEN)

The vast archipelago and the great number of island have made Indonesia the home of alarge variety of plant life. The Indonesian flora ranges from the tiny orchid to the giant Raflesia plant. No wonder many botanist are curious to study these plants. The Rafflesia Arnoldi is the biggest flower in the world. It is unusual because if its large size 4 has flower almost a metre in diameter and 1.40 metres in height.

"Rafflesia" is derived from the name of the British Governor General. Sir Thomas Stamford Raffles, who once governed and built the Botanis Gardens in Bogor. Though it is called Rafflesia affer Raffles, the man who discovered the plant was Beccary, an Italian Botanist who visited Sumatra in 1928.
Rafflesia consists of two parts:
  • The stick-part which grows in th middle
  • And the petals around and below it.


The Rafflesia plant begint to flower in its tenth year. It blooms three of four time a year. Before it begins to flower, the leaves and the stem become dry and look dead, but the main root in the ground is still alive

While the flower is blooming, it has a very unpleasant smell which attracts insects. Especially green flies. They seem eager to explore the flower. But if the flies touch the bottom part of the stick, like centre, they die.

So I say hopefully this short article useful, Thank you, for visiting this humble blog.


Source : Buku Modul Paket B Setara SMP tahun 2012.

AWAL KEBANGKITAN DAN PERLAWANAN BANGSA-BANGSA DI ASIA-AFRIKA

Warga belajar dan siswa--sekalian, Perlu kalian ketahui bahwa di negara-negar di Asia dan Afrika tidak luput dari pengaruh kekuasaan Barat. Dalam upaya membebaskan diri dari belenggu penjajahan, Rakyat di berbagai negar di Asia dan Afrika melakukan perjuangan melawan kolonialisme. Beberapa negara Asia dan Afrika yang melakukan perjuangan antara lain India, Turki, Mesir, Filipina, dan Cina. 

a. Gerakan Perjuangan di India

Sejak abad ke-17, raja-raja Hindu maupun Islam telah melakukan perlawanan terhadap usaha perluasan wilayah oleh Inggris maupun Prancis di India. Perlawanan dengan kekerasan ini ternyata tidak selalu berhasil. Kemudian bangsa India melakukan gerakan perlawanan tanpa kekerasan, yang dipimpin Mahatma Gandhi. Selama perjuangannya Mahatma Gandhi mengajarkan 4 (empat) dasar perjuangan, yaitu :
  1. Ahimsa, Gerakan anti kekerasan. Dengan Ahimsa Rakyat India melakukan perlawanan tanpa kekerasan.
  2. Hartal, gerakan perlawanan Rakyat India dalam bentuk aksi tidak berbuat apa pun. Misalnya mereka masuk bekerja di kantor, ke pabrik dan sebagainya tetapi tidak mengerjakan apa-apa.
  3. Satya Graha, gerakan Rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan penguasa Inggris.
  4. Swadesi, gerakan Rakyat India untuk menggunakan bahan-bahan buatan sendiri, dan menolak menggunakan bahan-bahan impor yang didatangkan dari Inggris.


Sebelum lahirnya gerakan politik yang dipimpin Mahatma Gandhi, di India telah ada gerakan sosial, pendidikan, dan kerohanian, antara lain:
  1. Brahma Samaj, gerakan sosial ini bertujuan untuk menghapuskan adat istiadat kuno masyarakat India seperti upacara Sutte, aturan kasta dan sebagainya. Gerakan ini dipimpin Ramohan Roy.
  2. Santiniketan, gerakan dalam bidang pendidikan. Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan cinta tanah air dan budaya India. Gerakan ini dipimpin oleh Rabindranath Tagore.



b. Gerakan Kebanggsaan Turki

Pada tahun 1906 di turki muncul gerakan Rakyat yang dikenal dengan pergerakan Turki Muda, Yang dipimpin oleh Mustafa Kamal. Gerakan ini sebelumnya bernama perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan. Puncak gerakan Turki Muda terjadi pada tahun 1919 dengan meletusnya Revolusi Turki Muda. Gerakan ini berhasil menumbangkan kekuasaan pemerintahan di Turki dan menggantinya dengan nama Republik Turki Modern.

Setelah Mustafa Kamal memegang kekuasaan di Turki, ia melakukan perubahan pola kehidupan Rakyat Turki ke dalam pola kehidupan Barat.
  1. Cara yang ditempuh Mustafa Kamal antara lain:
  2. Menyusun UUD negara yang disesuaikan dengna undang-undang negara Barat.
  3. Diadakan pemisahan antara urusan Agama dengan Urusan Negara.
  4. Tulisan huruf Arab yang dipakai secara umum diganti dengan huruf latin.
  5. Seluruh kegiatan ekonomi diatur dan diselenggarakan oleh Negara
  6. Titik berat pembangunan diarahkan pada pembangunan bidan Industri dan prasarana perhubungan (kereta api, jalan raya dan sebagainya)


Perubahan negara Turki yang dilakukan Mustafa Kamal ini dianggap berhasil. Oleh sebab itu Mustafa Kamal diberi gelar Kemal Pasha Ataturk artinya Bapak Turki. Mustafa Kamal menolak mematuhi Perjanjian Svres (1919) yang dipaksakan pihak Sekutu. Hal ini disebabkan perjanjian tersebut dianggap merendahkan martabat bangsa Turki.

c. Gerakan Kebangsaan di Mesir

Pada tahun 1881-1882 di Mesir muncul gerakan kebangsaan yang merupakan perlawanan Rakyat terhadap pengaruh asing, seperti Inggris, dan Perancis. Gerakan ini dipimpin oleh Arabi Pasha. Terjadinya perlawanan Rakyat karena kekuatan bangsa asing yang semakin luas. Apalagi pada tahun 1875 Raja Muda Ismail menjual sebagian besar saham terusan Suez kepada Inggris. Kemudian Inggris pun menempatkan pasukannya di Mesir.

Gerakan perlawanan Rakyat Mesir ini merupakan kebangkitan semangat kebangsaan Mesir. Sudah beberapa kali timbul gerakan kebangsaan Rakyat Mesir melawan kekuasaan Inggris, tetapi perlawanan ini selalu gagal. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Inggris mengakui Mesir sebagai negara merdeka pada tahun 1922.

Gerakan kebangsaan ini kemudian berkembang dalam bentuk gerakan pembaharuan dalam Islam yang dikenal dengan gerakan Salafiah. Tokoh-tokoh gerakan Salafiah yang dikenal adalah : Jamaluddin al Afghani, Syeh Muhammad Abduh.

d. Gerakan kebanggsaan di Filipina

Perjuangan Rakyat di Filipina muncul dalam bentuk pemberontakan kaum Katipunan melawan kekuasaan Spanyol pada tahun 2890 dipimpin oleh Jose Rizal. Usaha pemberontakan Rakyat Filipina terhadap penguasa Spanyol ternyata tidak berhasil. Jose Rizal berhasil ditangkap penguasa Spanyol lalu dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896.

Dalam perkembangannya terjadi perang antara Spanyol dengan Amerika memperebutkan daerah kolonial di Karibia. Pada saat itulah Rakyat Filipina dipimpin Emilio Aquinaldo, memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 12 Juni 1896. Kemudian dibentuklah Konstitusi negara yang dikenal dengan konstitusi Malolo.

Konstitusi ini merupakan konstitusi pertama di wilayah Asian Tenggara. Perang antara Spanyol dengan Amerika dimenangkan Amerika. Kemenangan Amerika ini berpengaruh terhadap kekuasaan Spanyol di Filipina dijanjikan kemerdekaan di kemudian hari.

Selanjutnya pada tahun 1907 kaum nasionalis Filipina berhasil mengadakana perdamaian dengan Amerika. Dalam perdamaian tersebut Filipina dijanjikan kemerdekaan di kemudian hari.

Pada tahun 1942 Filipina diduduki Jepang. Ketika itu Jepang membentuk organisasi anti Amerika yang dipimpin Benigno Aquino. Pada tanggal 14 September 1943 Jepang memberikan kemerdekaan kepada Filipina. Jepang mengalami kekalahan dalam peperangan melawan sekutu, maka Filipina kembali dikuasai Amerika. Namun pada tanggal 4 Juli 1946 Amerika memberikan kemerdekaan kepada Filipina dengan Manuel Roxas sebagai Presiden peratama Filipina. Dengan demikian berakhirlah penguasaan Amerika atas Filipina selama kurang lebih 50 tahun.


e. Gerakan Kebangsaan di Cina 

Rakyat Cina pernah melakukan perlawanan terhadap orang-orang Eropa yang menguasai Cina. Perlawanan Rakyat ini dikenal dengan perang Candu (1839-1842). Dalam perang ini Rakyat Cina mengalami kekalahan. Setelah itu masuk bangsa Eropa seperti Inggris, Perancil, Belanda dan Jerman. Perlawanan Rakyat Cina terhadap orang-orang Eropa terus berlanjut. Hal ini terbukti dengan terjadinya pemberontakan kaum tani Taiping di Cina Selatan (1849-1864). Pemberontakan ini mencapai puncaknya pada perang "Boxer" (1870-1901). Pemimpin pemberontakan ini adalah Ratu Cze Shi dari dinasti Mancu.

Perlawanan Rakyat ini pun dapat digagalkan oleh pasukan bangsa Eropa yang menduduki Beijing selama 55 hari. Akibat kekalahan Rakyat Cina melawan pasukan gabungan bangsa Eropa, maka wilayah Cina dibagi-bagi dan dijadikan daerah yang disewa antara 75-99 tahun. Selain itu orang-0rang Eropa membentuk negara Eropa di dalam wilayah Cina. Hal ini dirasakan sangat merugikan Rakyat Cina.

Keadaan tersebut mendorong golongan cendikiawan Cina yang dipimpin dr. Sun Yat Sen untuk melakukan gerakan pembaharuan dengan gerakan kebangsaan. Dasar perjuangan ialah San min Chu I atau tidak dasar kerakyatan yaitu nasionalisme, demokrasi dan sosialisme. Perjuangan golongan cendikiawan Cina mencapai puncaknya pada tahun 1911 dengan meletusnya Revolusi Nasional Cina. Dalam revolusi ini Dinasti Manchu berhasil ditumbangkan. Kemudian Dinasti Manchu diganti dengan Republik Cina yang berdasarkan San Min Chu I.

Presiden pertama Republik Cina bernama Jenderal Yun Syih Kai dikenal dengan semboyannya :
1) Republik Cina adalah suatu negara nasional bangsa Cina
2) Pemerintahan disusun berdasarkan asas Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat
3) Tujuan untuk mencapai Kesejahteraan Sosial bagi seluruh rakyatnya.


2. Perbandingan Gerakan Kebangsaan di Beberapa Negara Asia dan Afrika dengan di Indonesia

Gerakan kebangsaan di beberapa negara di Asia dan Afrika seperti India, Turki, Filipina, Cina dan Mesir sesungguhnya timbul karena berbagai faktor, misalnya Rakyat di negara itu ingin hidup bersatu dan memiliki rasa setia kawan atau adanya persamaan nasib sebagai Rakyat yang ingin membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan bangsa Asing. Gerakan kebangsaan di negara-negara Asia dan Afrika bila dibandingkan mempunyai persamaan dan perbedaan.

Adapun persamaannya adalah secara umum gerakan kebangsaan di Asia dan Afrika memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengembalikan martabat yang hilang karena penindasan, keserakahan dan kesewenang-wenangan Kolonialisme dan Imperialisme yang telah merampas hak dan harga diri bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Gerakan kebangsaan di India ditujukan untuk mengusir bangsa Inggris dan Perancis. Gerakan yang semula dilakukan dengan kekerasan karena selalu gagal diubah menjadi gerakan tanpa kekerasan yang dipimpin Mahatma Gandhi.

b. Gerakan kebangsaan di Turki ditujukan untuk mengubah sistem pemerintahan kerajaan yang berlaku pada saat itu menjadi Republik Turki Modern.

c. Gerakan kebangsaan di Mesir ditujukan untuk membendung meluasnya pengaruh bangsa Asing seperti Inggris dan Perancis. Kemerdekaan Mesir pada tahun 1922 diperoleh melalui peperangan.

d. Gerakan kebangsaan di Filipihan ditujukan untuk mengusir Spanyol yang menguasai negara itu. Filipina memproklamasikan kemerdekaannnya tiga kali: kemerdekaan I apda tanggal 12 Juni 1896 yang kemudian tidak diakui/ dibatalkan Amerika. Kemerdekaan II pada tanggal 14 September 1943 dari Jepang yang tidak diakui Amerika. Kemerdekaan III pada tanggal 4 Juli 1946 diberikan oleh Amerika.

e. Gerakan kebangsaan di Cina ditujukan untuk mengusir bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Belanda. Gerakan selanjutnya dalam bentuk Revolusi menumbangkan dinasti Manchu.

f. Gerakan kebangsaan di Indonesia ditujukan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang, dalam usaha mencapai kemerdekaan. Bangsa Indonesia melakukan perjuangan baik melalui perlawanan bersenjata maupun cara diplomasi. Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus adalah merupakan hasil perjuangan Rakyat Indonesia.


Rangkuman :

1. Perlawanan Rakyat India terhadap orang Asing dengan kekerasan selalu gagal. karena itu Mahatma Gandhi memimpin perlawanan tanpa kekerasan.

2. Mahatma Gandhi mengajarkan 4 dasar perjuangan yaitu : Ahimsa, Hartal, Stayagraha, Swadesi.

3. Gerakan Turki Muda berhasil menumbangkan kerajaan Turki pada tahun 1919 yang kemudian diganti dengan Republik Turki Modern

4. Gerakan kebangsaan di Mesir muncul pada tahun 1881-1882 yang berbentuk perlawanan Rakyat terhadap Inggris dan Perancis dipimpin Arabi Pasha.

5. Pada tahun 1875 Mesir melalui Raja Muda Ismail menjual sebagian besar saham terusan Suez kepada Inggris.

6. Pada tahun 1922 Inggris mengakui Mesir sebagai negara merdeka

7. Gerakan kebangsaan di Filipina muncul tahun 1896 dalam bentuk gerakan katipunan melawan kekerasan Spanyol, yang dipimpin Jose Rizal.


Demikianlah sejarah tentang Beberapa negara Asia dan Afrika yang melakukan perjuangan untuk kebangkitannya, antara lain India, Turki, Mesir, Filipina, dan Cina. Semoga bermanfaat untuk menambah Ilmu pengetahuan, khususnya tentang sejarah. Wassalam. 

Saturday, April 4, 2015

CARA PENGENDALIAN SOSIAL DI MASYARAKAT

Warga belajar dan siswa--sekalian, Menurut pemahaman Ilmu sosial khususnya ilmu Sosiologi, manusia selalu berusaha untuk menata dan memperbaiki kehidupannya berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dimana interaksi tidak selalu menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan, seperti adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan individu-individu atau kelompok.

Penyimpangan yang ada di dalam masyarakat diupayakan agar berkurang dan kalau bisa dihilangkan agar terwujud keseimbangan sosial (Social equilibrium). Upaya untuk mewujudkan kondisi di dalam masyarakat tersebut disebut pengendalian sosial (Social control).

Jadi, apa yang dimaksud dengan pengendalian sosial? Pengendalian sosial adalah cara yang digunakan untuk menertibkan individu yang melanggar peraturan.

Tujuan pengendalian sosial adalah mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan dalam masyarakat.

Kita akan merasa senang dan bahagia jika dilingkungan sekitar kita dalam keadaan tenang, tentram, dan aman yang berarti individu sebagai anggota masyarakat sadar bahwa aturan yang berlaku di masyarakat diikuti dan dilaksanakan dengan baik akan berdampak positif terhadap masyarakat itu sendiri.

Pengendalian sosial berkaitan erat dengan nilai dan norma sosial. Bagi masyarakat, norma sosial mengandung harapan yang dijadikan sebagai pedoman untuk berperilaku. Agar masyarakat berperilaku sesuai dengan pedoman, pengendalian sosial merupakan mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga.

Apabila pengendalian sosial tidak diterapkan maka akan mudah terjadi penyimpangan dan tindak amoral lainnya. Setiap warga masyarakat yang tahu tentang aturan dan pedoman yang harus dipatuhi, senantiasa dia kana selalu berhati-hati dan menanamkan dalam dirinya suatu tanggung jawab demi kebaikan masyarakat dan kehidupan di masyarakat.

Berger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan individu yang membangkang, sedangkan Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang dalam hal ini individu dianjurkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.

Para ahli sosiologi menggunakan istilah pengendalian sosial (pengawasan sosial) untuk menggambarkan segenap cara dan proses yang ditempuh oleh kelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat yang bersangkutan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang digunakan untuk memaksa individu agat taat dengan sejumlah peraturan, misalnya dalam masyarakat adalah menaati adat istiadat yang masih tetap dilestarikan.

Kumpul kebo bagi suatu masyarakat di pedesaan sangat tabu dan dianggap perbuatan yang melanggar adat berat hukumannya, karena jika si pelaku tertangkap basah harus siap menghadapi resiko seperti dibicarakan, didesas-desuskan, dikucilkan, atau mungkin diarak keliling kampung. Mengapa demikian? Karena kumpul kebo merupakan aib di masyarakat yang tidak bisa ditolerir bahkan sanksinya bisa lebih dari itu, seperti diusir dari kampung. Sanksi demikian sudah termasuk ke dalam pengendalian sosial yakni berupa hukum.

Cara Pengendalian Sosial

Bagaimana cara suatu kelompok atau masyarakat membuat anggotanya berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan? 

Pengendalian sosial dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Cara persuasif

Cara pesuasif yaitu cara pengendalian sosial yang ditekankan kepada usaha mengajak atau membimbing, sehingga individu-individu atau kelompok dapat bertindak sesuai dengan aturan yang ada di masyarakat. 

Cara ini menekankan kepada segi nilai kognitif dan afektif misalnya :
1) Si A pengangguran, suatu ketika tertangkap basah mencuri sandal. Kita yakin bahwa mencuri itu perbuatan yang tidak baik dan kita beri bimbingan dan nasihat agar ia mau menjadi loper koran, tukang semir sepatu dan sebagainya.

2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membimbing warga masyarakat yang tinggal dipinggir hutan lindung untuk tidak merambah hutan agat tidak terjadi kerusakan hutan. Mereka dapat diarahkan dan dibimbing untuk belajar berbagai macam kegiatan keterampilan home industry yang dapat menghasilkan uang dan berguna bagi masyarakat banyak.

Selain itu dapat pula diberikan penyuluhan tentang pentingnya hutan bagi kelangsungan hidup manusia.


b. Cara koersif 

Cara koersif yaitu pengendalian sosial dilakukan dengan menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik. Berfungsi sebagai hukuman agar si perlaku jera dan tidak melakukan tindakan itu lagi.

Cara koersif sebaiknya dilakukan sebagai upaya terakhir sesudah cara pengendalian persuasif dilakukan.

Contohnya:
1) Untuk membuat pencopet kapok dengan perbuatannya, ketika tertangkap basah oleh masyarakat si pencopet lalu dikeroyok habis-habisan. Tindakan tersebut tidak diperkenankan secara hukum karena main hakim sendiri.

2) Pedagang kaki lima seperti pedangang buah-buahan, pedagang sayur dan lain sebagainya yang melanggar tata tertib ditindak oleh petugas dan mengangkut secara paksa barang dagangan ke atas truk karena telah berkali-kali diperingatkan tetapi tidak diindahkan.  


Demikian pembahasan kita tentang cara pengendalian sosial menurut ilmu sosiologi, selanjutnya silakan warga belajar mencari lebih lengkap lagi tentang teori dan contoh-contoh pengendalian sosial tersebut. Terimakasih selamat belajar..wassalam.